Senin, 12 Januari 2015

Wujudkan Jogja Hijau, SCP Libatkan Beragam Komunitas

Suasana nyaman rooftop Greenhost Boutique Hotel, Prawirotaman, Yogyakarta menjadi ramai pada Sabtu (13/12). Keramaian tersebut ditenggarai oleh rangkaian ke-4 “Workshop & Competition & Blogging: Don’t (just) Recycle! Think First”. Gelaran yang kali ini bertema ‘Green Building’ tersebut masih merupakan hasil kerjasama antara Switch Asia melalui program Sustainable Consuption and Production (SCP) dan Harian KOMPAS.
Terbagi menjadi 3 (tiga) sesi, acara ini menyajikan pembicara yang expert dalam bidangnya masing-masing. Adapun yang bertindak sebagai pembicara dalam event yang berdurasi sejak pukul 13.00  hingga 17.00 WIB ini ialah; Dr. Edward Ruehe (Team Leader SCP), ST. Kartono (Pengajar SMA Kolese de Britto) dan Agus Leonardus (Fotografer Kawakan Indonesia). Bertindak sebagai pembicara pertama, Dr. Edward menerangkan seputar manfaat sekaligus cara mewujudkan green building. Melalui kesempatan itu, pria asli Jerman yang telah 21 tahun menetap di Indonesia tersebut menerangkan alasan pentingnya pembangunan gedung dan rumah yang ramah lingkungan terkait kondisi di bumi yang semakin memprihatinkan.
ST. Kartono memaparkan kiat dirinya dalam hal tulis menulis
Usai pemberian materi dari Dr. Edward, ratusan peserta yang hadir sengaja dipisah sesuai dengan program kajian yang mereka pilih di saat mendaftar, yaitu fotografi atau blogging. ‘Building Photography’ adalah tema dari workshop fotografi kali ini. “Secara teknis, fotografi sebenarnya hanya bolak-balik tentang triangle, yaitu: diafragma, kecepatan dan ISO,” jelas Agus Pras di tengah workshopnya. Pria yang menggeluti fotografi sejak tahun 1977 ini juga mendampingi para peserta ketika hunting foto di banyak spot unik dan artistik di Greenhost Beautique Hotel.
Sementara dalam blogging workshop, ST. Kartono memaparkan kiat dirinya di dunia tulis-menulis melalui tema ‘Bagaimana Menulisi Opini?’. Selain dikenal sebagai guru dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Kartono juga aktif sebagai kolomnis di banyak harian nasional. “Penulis harus mengabdi pada pembaca,” tegas beliau kepada para blogger yang hadir. Kartono juga menambahkan bahwa penulis opini memiliki resiko yang selalui menyertai berbentuk respon dari masyarakat. Secara tidak langsung, kemunculan respon masyarakat tersebut menunjukkan bahwa opini yang penulis angkat merupakan isu yang penting. Oleh karena itu, Kartono kembali berpendapat bahwa tugas selanjutnya dari penulis ialah meminimalisasi jumlah respon negatif melalui opini yang hendak ditulisnya.  
Selain mengikuti masing-masing workshop, para peserta juga berkesempatan untuk mengikuti kompetisi blog dan fotografi terkait tema yang diusung di tiap bulan sebelumnya. Pengumuman pemenang dan pemberian hadiah terhadap karya terbaik pada event sebelumnya juga diselenggarakan di penghujung acara ini.
            SCP sendiri merupakan proyek dukungan dari Uni Eropa yang bermitra dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebagai salah satu kota pilot, Yogyakarta dianggap berpotensi menjadi kota percontohan bagi implementasi SCP yang terintegrasi dalam melibatkan pemangku kepentingan dan unsur masyarakat secara aktif.
Keragaman komunitas di Yogyakarta menjadi senjata utama bagi kampanye ini. Oleh karena itu, SCP coba mengaktivasi komunitas terkait melalui workshop dan kompetisi blogging dan fotografi. Selain itu, Cimate PIC 2 juga akan digelar sebagai puncak kegiatan bersama komunitas blogger dan fotografer. Climate PIC sendiri adalah rally foto bersepeda yang akan diselenggarakan pada 18 Januari 2015. Berawal di Sangkring Art Space Dusun Nitiprayan, peserta akan ditantang menyelesaikan tugas berupa pengambilan foto dengan tema dan teknik fotografi sesuai aturan yang ada. Ada 7 hingga 10 titik pengambilan foto yang berakhir di Pelataran Djoko Pekik ini. Sesuai dengan tema “Eco Friendly Art Trip”, sepanjang rute juga akan menjadi penjelajahan seni dan budaya yang menjadi ciri khas Yogyakarta. Climate PIC 2 juga akan menghadirkan berbagai penampilan serta ajang komunitas, mulai dari musik, tarian, peragaan busana, street art, teater, dll yang akan menjadi tontonan menarik bagi masyarakat Yogyakarta. Bersamaan dengan hal tersebut, “Green Challenge Bike” juga digelar sebagai kompetisi bersepeda santai berkelompok dengan tantangan-tantangan perilaku hijau di sepanjang rute.

                 SCP juga memotivasi pola hidup hijau di rumah tangga melalui kegiatan Srikandi Hijau. Peserta Srikandi Hijau diharapkan dapat mengimplementasikan perilaku hijau dan membagikan testimoninya dalam bentuk foto dan cerita di media sosial Kegiatan yang didukung dan diluncurkan oleh GKR Pembayun dan GKR Condrokirono selaku pembina tersebut akan berlangsung sampai Bulan Februari 2015. Untuk menambah pemahaman peserta mengenai pola hidup hijau, akan diadakan beberapa kali “Kopi Darat Srikandi Hijau” yang menghadirkan nara sumber ahli. Sebanyak 31 peserta telah terpilih sebagai kandidat peserta terbaik. Para kandidat ini menerima pembinaan sekaligus tantangan yang secara reguler diberikan oleh panitia bersama tim SCP. 10 peserta terpilih nantinya akan dikunjungi oleh panitia untuk melihat langsung implementasi pola hidup hijau yang telah dibagikan di media sosial. [WIL]